INDONESIA
17 Agustus 1945 menjadi hari yang bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Di mana saat itu Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah.

Apa yang sudah kita perbuat untuk Indonesia setelah merdeka? Jujur, kalau pertanyaan itu di tujukan ke saya pasti saya akan jawab “belum ada”.  Seharusnya sudah kewajiban rakyat Indonesia untuk turut memberi peran karena sebenarnya kita adalah duta bagi bangsa. Hari ini, 17 Agustus 2015 merupkan dirgahayu Indonesia ke 70, sekaligus Indonesia mendapatkan kado termanis dari dunia olah raga yaitu bulutangkis. Kejuaraan Dunia 2015 yang digelar di Istora Jakarta 10 – 16 Agustus 2015 ditutup dengan lagu Indonesia Raya. 

 
Saat Indonesia Raya di  kumandangkan dan Merah Putih di podium teratas.

Ahsan dan Hendra, merekalah kedua pebulutangkis yang menutup laga dengan manis. Jatuh di partai terakhir saya dan penonton di Istora disuguhkan permainan dari empat partai. Di partai final pertama ada Mix Double di mana mempertemukan antara pemain asal China yaitu Zhang Nan / Zhao Yunlei (1) vs Liu Cheng / Bao Yixin (4) dengan hasil 21 – 17, 21 – 11. Di Women Single Carolina Marin (1) asal Spayol sukses tundukan wakil satu-satunya India yaitu Saina Nehwal (2) dengan 21 – 16, 21 – 19. Lalu di partai ke tiga MS Chen Long (1) vs Lee Chong Wei asal Malaysia yang lagi-lagi harus gagal mempersembahkan emas dengan skor 21 -14, 21 – 17. Dan partai ke empat lagi-lagi  China sukses mengumandangkan lagu kebangsaan untuk ke tiga kalinya kemarin, women double antara Tian Qing / Zhao Yunlei vs Christinna Pedersen / Kamila Rytter asal Demark dengan skor 23 – 25, 21 – 8, 21 – 15. 

Salah satu podium di tunggal putra

Dan partai yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Riuh gemuruh penonton Istora sangat luar biasa ditambah yel yel “INDONESIA... Prok prok prok prok” saat Ahsan dan Hendra memasuki lapangan. Karena Indonesia menjadi penyelenggara turnamen bulutangkis terbaik dan itu semua tidak lepas dari peran pendukung di Istora.  Tak lupa juga Bapak Haryanto suporter yang paling fenomenal dengan dandanan nyentrik yang tertangkap mendukung bulutangkis Indonesia hingga daratan Inggris turut meramaikan. Harapan semua Rakyat Indonesia ada pada The Daddies, sebutan dari pecinta bulutangkis Indonesia.

Pertandingan saat itu berlangsung dengan tempo permainan cepat hingga membuat tangan saya berkeringat karena gugup. Liu Xiaolong / Qiu Zihan (9) asal China cukup sering membuat kesalahan hingga menambah poin untuk Ahsan / Hendra (3) hingga berakhir 21 – 17, 21 14 dengan kemenangan untuk Ahsan / Hendra.

Akhirnya lagu Indonesia Raya berhasil di kumandangkan setelah sebelumnya mendengar tiga kali lagu kebangsaan China dan sekali kebangsaan Spanyol dan tentunya Sang Merah Putih berada di podium teratas. Ahsan dan Hendra mempersembahkan kemenangannya sebagai hadiah ulang tahun Indonesia ke 70.


 

Suasana di Istora berlangsung himat dan haru ketika Sang Merah Putih naik dengan iringan Lagu Indonesia Raya.

Suasana di dalam Istora

Sesaat sebelum semua pertandingan di mulai, suporter menggunakan cahaya hp layaknya koser.

Salah satu bentuk dukungan dari pecinta bulutangkis yang hadir di Istora.

 

Selain Ahsan dan Hendra, masih ada tiga medali perunggu yang turut juga menjadi kado manis untuk Indonesia. Greysia / Nitya di Women Double, Tantowi / Lilyana di Mix Double serta ada Lindaweni Fanetri di Women Singgle di mana sudah 20 tahun Indonesia berpuasa medali di sektor Women Single. Terakhir Indonesia mendapatkan medali perunggu tahun 1995 di sektor women singgle oleh Susi Susanti.

Wakil Indonesia di podium

Pemberian medali untuk Lindaweni yang sempat membuat kejutan di Istora.

 
Bonus, ada Richard dan Richelle si kembarnya Daddy Hendra juga di podium!

Untuk Indonesia.

 

 

No comments:

Post a Comment

Selamat membaca, kawan ^^